Investasi

Stock Split dan Reverse Stock Saham

Oleh: Cepy
Suherman

Dalam
menjalankan usahanya, banyak perusahaan terbuka melakukan beberapa aksi
korporasi (corporate action) demi
kelangsungan usahanya yang dapat mempengaruhi jumlah dan harga saham. Beberapa
aksi korporasi yang dilakukan perusahaan untuk mengatur jumlah saham beredar
yaitu melalui stock split dan reverse stock. Dan pada tulisan ini akan
dibahas mengenai seperti apa tindakan stock
split
dan reverse stock tersebut.

i.ytimg.com


Stock Split

Stock split merupakan salah satu istilah yang
sangat populer bagi investor pasar modal. Secara harfiah, stock split dapat diartikan sebagai “pemecahan saham”. Sementar
itu secara formal, sebagaimana dikutip dari laman situs Otoritas Jasa Keuangan(OJK), stock split merupakan aksi
korporasi yang dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dengan memecah harga saham dalam rasio tertentu. Hal
tersebut dapat menyebabkan jumlah saham yang ada di pasar meningkat, dan harga
per lembar pun menjadi turun atau menjadi lebih murah.

Pemecahan
saham dilakukan dengan rasio tertentu, seperti 1 : 10, 1 : 20, 1 : 100, atau rasio
lainnya. Setelah dilakukan pemecahan, maka jumlah lembar saham yang beredar
akan meningkat secara proporsional dengan penurunan nilai nominal sahamnya.
Perubahan harga dan jumlah saham tersebut terjadi bukan karena adanya transaksi
jual beli, sehingga tidak mengubah modal yang dimiliki para pemegang saham.

mages.squarespace-cdn.com


Bagaimana stock split bisa menambah jumlah saham
beredar?

Misal
sebuah perusahaan melakukan stock split
dengan rasio 1:10. Maksudnya adalah setiap satu lembar saham lama akan kita
tukar dengan sepuluh lembar saham baru. Anggaplah pada masa sebelum dilakukan stock split, harga saham sebesar Rp50.000,00
per lembar saham. Setelah dilakukan stock
split
, harga saham menjadi Rp5.000,00, dengan jumlah lembar yang beredar 10
kali lipat lebih banyak dibanding sebelumnya. Artinya jika kamu memiliki saham
sebanyak 10 lot saat harganya Rp50.000,00, maka setelah dilakukan stock split, kamu kini mempunyai jumlah
saham sebanyak 100 lot dengan harga Rp5.000,00 per lembar saham.

 

Tujuan Stock
Split

Tujuan dilakukannya
stock split adalah untuk meningkatkan
jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi
lebih murah, sehingga transaksinya menjadi lebih ramai. Emiten yang melakukan stock split biasanya merupakan emiten
yang memiliki fundamental bagus dengan kinerja baik tapi harga sahamnya telah
mencapai titik tertinggi.

i.ytimg.com

Emiten yang
akan melakukan stock split, secara
tersirat biasanya menyampaikan informasi kepada investor mengenai prospek
peningkatan return di masa yang akan
datang. Pengumuman stock split
dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa
perusahaan memiliki prospek bagus di masa depan. 

Aktivitas stock split tidak akan mengubah jumlah
modal yang disetor, namun dapat membuat saham lebih likuid. Aktivitas ini juga
diyakini dapat menarik investor dan meningkatkan jumlah pemegang saham suatu
perusahaan dengan cara mengurangi harga sahamnya. Dengan harga saham yang lebih
rendah, selain investor besar, investor ritel pun kini dapat menjangkau harga
saham tersebut.

 

Proses Pemecahan Saham

Dalam
prosesnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan emiten sebelum melakukan stock split. Pertama, perusahaan terbuka yang melakukan pemecahan saham (stock split) dan penggabungan saham (reverse stock) wajib terlebih dahulu
memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Kemudian sebelum
melakukan stock split (dan juga reverse stock), menurut Peraturan OJK No
15/POJK.04/2022 tentang Pemecahan Saham dan Penggabungan Saham oleh Perusahaan
Terbuka, emiten yang ingin melakukan stock
split
atau reverse stock juga diharuskan
mengantongi persetujuan prinsip atas rencana tersebut dari Bursa Efek Indonesia
(BEI).

awsimages.detik.net.id

BEI dalam
memberikan persetujuan prinsip, sebagaimana diatur pada Pasal 6 POJK 15/2022, harus
memperhatikan kepentingan pemegang saham publik dan mempertimbangkan paling
sedikit delapan hal berikut:

·        tingkat
likuiditas perdagangan saham perusahaan terbuka,

·        harga
saham dan fluktuasi harga saham perusahaan terbuka,

·        kinerja
fundamental keuangan perusahaan terbuka,

·        rasio
pemecahan saham dan penggabungan saham,

·        jumlah
saham beredar yang dimiliki oleh masyarakat,

·        pengawasan
perdagangan saham perusahaan terbuka,

·        laporan
penilaian saham yang disusun oleh penilai, dan

·        pertimbangan
dari OJK.

Setelah stock split dilakukan, emiten kemudian
harus mencatatkan saham hasil pemecahan saham di Bursa Efek. Dan perlu kamu
ketahui, pelaksanaan stock split
wajib dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pelaksanaan RUPS
yang menyetujui rencana stock split
tersebut.

 

Reverse Stock

Setelah
tadi kita membahas mengenai stock split,
sekarang kita akan membahas mengenai reverse
stock
. Sebenarnya reverse stock
(penggabungan saham) ini merupakan kebalikan dari stock split (pemecahan saham). Reverse stock merupakan aksi
korporasi sebuah perusahaan yang memutuskan untuk menggabung beberapa sahamnya
menjadi ukuran nominal lebih besar dalam rasio tertentu, sehingga jumlah lembar
saham beredar setelahnya menjadi lebih sedikit.

i.ytimg.com

Lalu bagaimana
cara kerja reverse stock?

Cara kerja reverse stock berbeda dengan stock split. Anggaplah sebuah perusahaan
memiliki saham dengan harga awal sebesar Rp100,00 per lembar, dan jumlah saham
beredar sebanyak 1 milyar lembar saham. Dengan demikian perusahaan tersebut
memiliki nilai kapitalisasi pasar senilai Rp100 milyar. Kemudian dilakukan reverse stock dengan rasio 1 : 5,
sehingga jumlah saham turun menjadi 200 juta lembar, dan harga sahamnya naik
menjadi Rp500,00 per lembar saham. Namun kapitalisasi pasar masih sama yaitu
Rp100 milyar.

Reverse stock umumnya dilakukan ketika harga saham terus
mengalami penurunan. Hal ini merupakan sinyal bahwa perusahaan sedang mengalami
masalah keuangan. Untuk itu perusahaan berusaha membuat harga saham menjadi
lebih stabil dengan mempengaruhi harga saham melalui penggabungan saham.

centerpointsecurities.com

Tindakan
penggabungan saham sebenarnya jarang terjadi di bursa saham. Hal tersebut
bahkan seringkali menimbulkan kontroversi, karena kebanyakan investor sudah
mencium adanya masalah internal serta masalah keuangan dari perusahaan yang
melakukan reverse stock. Jadi bagi
kamu yang hendak membeli saham dari perusahaan yang akan melakukan reverse stock, diharap untuk selalu
berhati-hati.         

Ada risiko
yang mengintai jika kita membeli saham yang hendak reverse stock. Misalkan saja kinerja emiten tidak meningkat, atau
meningkat namun tidak sesuai harapan. Hal tersebut berimbas pada harga saham
yang terus menurun hingga ke level terendah. Harga saham terendah yang
ditentukan bursa saat ini adalah Rp50,- per saham.

Andaikan saat
ini harga saham perusahaan sudah berada di level Rp50,- per lembar saham, lalu
dilakukan reverse stock dengan rasio
1 : 5. Harga saham kemudian akan berubah menjadi Rp250,- per lembar. Jika
ternyata kinerja perusahaan tidak semakin membaik atau bahkan menurun, maka
besar kemungkinan harga saham akan kembali turun. Skenario terburuknya adalah
jika harga saham kembali turun hingga menjadi Rp50,- per lembar (padahal nilai
nominal saham tersebut sudah menjadi 5 kali lipat), maka investor mengalami
kerugian sebesar 80%.

 

Alasan Perusahaan Melakukan Reverse Stock

Ada
beberapa alasan mengapa perusahaan mengambil langkah melakukan reverse stock.

amazonaws.com


·        
Menstabilkan
Harga Saham

Sebagian investor kurang tertarik
dengan saham yang harganya rendah. Oleh karena itu, dengan melakukan reverse stock, perusahaan berusaha untuk
menarik minat investor agar mau menanamkan modalnya dengan membeli saham yang
ditawarkan.

 

·        
Mencari
Posisi Aman di Bursa Saham

Reverse stock
merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk bisa tetap eksis di
pasar modal. Hal ini mengacu pada usaha penyelamatan bagi perusahaan agar
sahamnya tidak jatuh ke level terendah yang dipersyaratkan BEI. Jika harga
saham terus turun atau tetap berada di level terendah dalam waktu yang lama, maka
BEI akan melakukan delisting saham
atau penghapusan catatan saham di bursa efek. Dan untuk menghindari hal
tersebut, perusahaan akan mengantisipasinya dengan menaikkan harga sahamnya.

 


Terimakasih telah membaca di Aopok.com, semoga bermanfaat dan lihat juga di situs berkualitas dan paling populer Piool.com, peluang bisnis online Topbisnisonline.com dan join di komunitas Topoin.com.

Most Popular

To Top